Jumat, 12 April 2013

Green School

Add caption
Seperti apakah Green Shool itu? berbagai konsep sekolah hijau telah banyak di terapkan di berbagai wilayah. namun bukan hanya terlihat fisik sekolahnya justru yang menjadikan sekolah tersebut bermakna "hijau" karena sekolah telah mampu membangun kepedulian dan membudayakan pengelolan lingkungan bagi warga sekolah serta warga di sekitar sekolah. 
Warga sekolah yang di maksud adalah Kepala Sekolah,Guru,Staf,Siswa,Orang Tua dan Komite/Dewan Sekolah. Semua telah memahami misi dan visi sekolah dalam rangka mengembangkan green school.
Konsep Green School menjadi salah satu perhatian Pemerintah terutama dalam Kementrian Lingkungan Hidup di tetapkan sebuah program Sekolah Adiwiyata.  Setiap tahun program Adiwiyata melakukan evaluasi serta penilaian di tingkat Kabupaten,Provinsi hingga Nasional. Bahkan karena penting program ini maka Kementrian Lingkungan Hidup melakukan kerjasama dengan Kementrian Pendidikan Nasional.

Membangun Green Shool tifdak  hanya di pertontonkan secara fisik sekolah namun mengoptimalisasikan pendidikan lingkungan hidup ke dalam setiap mata pelajaran sehingga akan membangun karekter  siswa yang memiliki kompentensi peduli terhadap lingkungannya baik di rumah serta setiap pergaulannya.

Sebagai contoh sebuah materi mata pelajaran matematika akan mampu menghasilkan seorang siswa menghitung beban dan biaya listrik setiap bulan, hasilnya kepedulian terhadap effisiensi energi listrik akan tertanamkan sejak dini atau masih banyak materi interaktif yang bermuatan pengelolana lingkungan hidup.

Mengajak dan membuat pembibitan menjadi bakal tanaman adalah bagian kecil dari pola pendidikan lingkungan hidup yang musti di lengkapi bersama panduan-panduan lain seperti pemilihan sampah ( r 3 = reduce-reuse-recyle), pengolahan air limbah dan kajian-kajian siswa untuk menemukan inovasi energy terbarukan lainnya.

Green school dalam konsep Adiwiyata melalui modul terbaru 2012 adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan potensi sumberdaya alam sebagai solusi pemecahan permasalahan yang di hadapi oleh warga seputar sekolah. adapun komponen-kompenan lain menjadi pelengkap yang di sesuaikan oleh kondisi lingkungan sekolah.
Sebagai contoh sekolah yang berada di tengah kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi tidak bisa di samakan standar komponennya dengan sekolah unggulan adiwiyata yang berada di desa.

Selain itu Green School juga di tuntut memiliki perencanaan program yang matang berikut perencanaan anggaran  yang akhirnya akan terdokumentasi di setiap kegiatan.

Menjalin hubungan baik dan kerjasam antar sekolah, bersama warga sekitar sekolah, dinas terkait,lembaga non pemerintah/lsm , serta dunia usaha menjadi catatan khusus yang musti di lakukan agar konsep Green School akan mandiri dan berkelanjutan.

Apa yang kita bayangkan jika setiap siswa di setiap sekolah mampu menjadi agent perubahan di rumahnya, seperti mengelola sampah rumah tangga, mempu mendeteksi effisiensi penggunakan air dan listrik, mampu memperhitungkan penggunaan BBM, turut memikirkan pembuangan air limbah rumah tangga dan lainnya. Tentunya semua itu di kerjakan bersama orang tua di rumah.

Memberikan tugas siswa membawa bibit tanaman bunga untuk membuat taman kelas saat 
 MOS (pengenalan murid baru ) selalu di lakukan di setiap sekolah hampir setiap tahun,
 dan memberikan jadwal perawatan taman kelas merupakan hal istimewa memberikan
 pembelajaran yang berkelanjutan temtang pendidikan lingkungan hidup. 
  Bahkan di beberapa sekolah telah menerapkan kebun sekolah dengan mengajak siswa
 membawa benih tanaman obat,sayur dan buah-buahan. selama belajar siswa 
di berikan pendidikan untuk mengamati pertumbuhan bibit. beberapa hasil kebun sekolah 
dapat di berikan kepada siswa kembali untuk di tanam di rumah.
    Semua bertujuan  untuk mengajak siswa melakukan pelestarian lingkungan 
di rumahnya setelah mendapat pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
Secercah Harapan Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar